Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pria bernama Singo dihormati. Singo adalah nama orang yang datang dari Blambangan. Dia berlari ...
Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pria bernama Singo dihormati. Singo adalah nama orang yang datang dari Blambangan. Dia berlari dari Blambangan untuk menyelamatkan diri dan tinggal di Desa Blimbing Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso. Singo Ulung dan istrinya Nyi Moena dengan Ki Jasiman, telah membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera masyarakat di desa Blimbing. Dia peduli tentang sawah dan masyarakat lainnya yang dibutuhkan. Banyak orang bangga tentang dia. Itu sebabnya, Akhirnya dia memilih untuk menjadi kepala desa pertama dari desa Blimbing.
Suatu hari, ia memiliki ide untuk menciptakan tari tradisional umum disebut Singo Ulung yang dimainkan oleh dua orang. Tarian ini telah diiringi dengan musik khusus yang dapat membuat penonton merasa heran. Seni bersama-sama dengan seni Pojian, seni Ojung selalu menunjukkan pada upacara adat yaitu "Bersih Desa Blimbing" yang selalu diadakan setiap tahun (bulan Sya'ban / Ruwah). Di sisi lain, ini pertunjukan seni bisa dinikmati pada saat tahunan "Hari Jadi Bondowoso" tepatnya pada 16 Agustus.
Disain kaos ini diinspirasi dari sebuah kebudayaan dari daerah Bondowoso. Jawa Timur yaitu Singo Ulung. Tarian ini menampilkan singa jadi-jadian dan beberapa penari serta pemain ojung dengan iringan musik tradisional khusus. Menurut sejarah, kesenian Singo Ulung ini asal mulanya ditemukan oleh Singo. Nama Singo ini berasal dari daerah Blambangan dan mempunyai istri dari desa Blimbing (Bondowoso). Singo dan istrinya turut membangun desa Blimbing, kemudian Singo diangkat menjadi Kepala Desa Blimbing oleh masyarakat setempat. Kemudian terciptalah tarian Singo Ulung, dan biasanya ditarikan ketika upacara Bersih Desa Blimbing.
Tari Singo Ulung ini merupakan perpaduan dari seni tari ojung dan tari topeng. Tarian ini merupakan tradisi ritual yang digelar oleh masyarakat desa Blimbing karena kemarau yang panjang dan oleh masyarakat dipakai sebagai tradisi untuk meminta hujan.
Penampilan Singo Ulung memang sepintas seperti barongsai. Tapi, hal tersebut dibantah Sugeng, pimpinan dan pengemas kesenian ini. Menurut Sugeng, Jauh sebelum masuknya kesenian Cina itu ke Indonesia atau sekitar 511 tahun lampau, kesenian Singo Ulung sudah ditampilkan di Tanah Air, khususnya di Bondowoso.
Meski disini sudah terjadi perubahan yang signifikan dibanding dengan aslinya, namun kesan mendasarnya tetap dipertahankan.
COMMENTS